Positive-Sum Pasar Saham, Permainan Sebuah Analisis Kompleksitas

Pasar saham sering digambarkan sebagai arena pertarungan sengit di mana para investor saling bersaing untuk mendapatkan keuntungan. Namun, di balik persaingan sengit ini, terdapat sebuah fenomena menarik yang dikenal sebagai "positive-sum". Permainan sebuah analisis kompleksitas positive-sum dalam pasar saham.

Save The People

Secara pemahaman, Positive-sum sebenarnya adalah situasi di mana semua pihak yang terlibat dalam suatu permainan dapat memperoleh keuntungan secara bersamaan.

Di dalam konteks pasar saham, positive-sum dapat dipahami sebagai situasi di mana investor dapat memperoleh keuntungan dari pergerakan harga saham, meskipun investor lain juga memperoleh keuntungan. Hal ini dimungkinkan karena pasar saham merupakan sistem yang kompleks dan dinamis, di mana berbagai faktor dapat memengaruhi harga saham.

Ketika bicara tentang pasar saham, kita secara spontan tertuju pada pemikiran tentang keuntungan, kontestasi dan modal. Kesuksesan yang didapatkan dari industri, bisnis, perputaran uang dan cuan dari investasi saham yang kita beli. Keyakinan berinvestasi dalam kompleksitas itulah, sebagian orang percaya menghasilkan ‘positive–sum’ di pasar saham.  

Lalu, Apa Dongeng Besarnya?

Dongeng Besar Kontestasi Pasar Saham

Kebanyakan dari kita ‘anak muda’, tidak tahu dari mana keuntungan saham itu berasal. Kita menganggap ini sudah given adanya dan dihasilkan dari kompleksitas pasar. Beli diharga rendah, dan jual diharga menarik (tinggi). #ItuSaja.

Dongeng besar yang mereka ceritakan kepada para calon investor adalah keuntungan saham dihasilkan dari pendapatan dan pertumbuhan perusahaan yang mendasarinya. Ketika sebuah perusahaan menghasilkan uang, mereka berbagi keuntungan dengan investor mereka.

Tetapi dalam praktiknya, sebagian besar perusahaan publik tidak pernah membayar deviden pada saham yang diperdagangkan, dan ketika mereka menghasilkan uang (bisa jutaan bahkan miliaran), mereka menyimpan semuanya.

Realitas Di Permukaan

Kenyataannya, keuntungan dari saham berasal dari investor lain yang melakukan jual beli saham. Ketika seorang investor membeli saham seharga $ 20 dan menjualnya seharga $ 22, maka keuntungan $ 2 tersebut berasal dari investor lain. Seseorang kemudian akan mencari inverstor lain berikutnya, yang memberikan penawaran di harga $ 24 USD. Begitulah seterusnya.

Secara teknis, ini merupakan skenario “Negative-Sum”, karena setiap orang menyumbang atau berkontribusi dari harga awal yang di tawarkan. Belum lagi di kenakan biaya yang melekat pada setiap transaksi.

Perusahaan yang menerbitkan saham untuk diperjualbelikan di pasar saham, tentu tidak terlibat dalam transaksi ini. Jadi, apakah bisnis ini menghasilkan (profit) atau kehilangan (loss) uang, sungguh tidak relevan dengan konsep bisnis investasi yang ‘mereka’ bicarakan.

Inilah mengapa perusahaan sebesar Tesla Motors yang telah kehilangan miliaran sejak mereka menjadi perusahaan publik, tapi masih dapat memililiki saham yang terapresiasi nilainya. Dalam situasi di mana, keuntungan investor bergantung pada uang dari investor lain, investor dapat menghasilkan atau kehilangan uang terlepas dari apakah perusahaan yang mereka investasikan untung atau rugi.

Kenyataan berikutnya, pasar saham adalah suatu sistem perputaran jual beli yang dirancang secara masal, untuk memutar uang antar investor. Sistem dimana keuntungan kita (sebagai investor) yang di dapat secara langsung, tergantung pada masuknya uang dari investor lainnya. Sistem seperti ini tanpa kita sadar lebih mirip dengan Skema Ponzi. Mengapa demikian?

Apa Masalah?

Kebanyakan orang tidak menyadari, bisa juga pura-pura, atau memang menjalankan skema yang mirip dengan skema ponzi ini. Tidak perduli apapun namanya, yang pasti bisa menghasilkan banyak pemenang dan keuntungan. “Ini bukan scam dimana semua orang kehilangan uang”. Bahkan jika pun dikenakan biaya untuk jasa perantara atau biaya lainnya, tetap masih bisa untung. Lalu apa masalahnya?

Masalahnya ada pada mekanisme dan dari mana uang itu berasal. Bagaimana bisa, seorang investor menghasilkan uang yang bersumber atau mengambilnya dari investor lain yang memiliki maksud dan tujuan yang sama.

Tetapi, jika pasar saham adalah skema ponzi raksasa, misalnya, ini jelas seperti kita menelusuri arus kas dari transaksi saham biasa atau jual beli yang dilakukan kebanyakan sistem keuangan. Lalu mengapa itu legal?

Jika saham adalah aset ponzi, mengapa pula para profesional keuangan ternama di dunia ini, mengizinkan untuk menjualnya kepada investor? Mengapa ada banyak study-study di universitas atau buku-buku tutorial tentang cara belajar menganalisa saham? Dan tidak satu pun dari mereka yang menyebutkan bahwa adanya faktor ponzi disini.

Kembali Kepada Dasar Pemikiran

Profesional keuangan tidak melihat pasar saham sebagai skema ponzi, karena mereka percaya pada beberapa hal, yang menurut mereka tidak ada kekeliruan. Ini terkait tentang ide bahwa orang menganggap itu ‘Benar’, karena mereka mendengarnya dari senior mereka atau orang lain.

Kredibilitas untuk ide-ide ini berasal dari pengulangan, tradisi, dan orang-orang yang membacanya, dari pada melihat bukti nyata, logika berfikir dan fakta di lapangan. Dan tidak ada orang yang akan percaya jika semua fakta logika diungkapkan di depan pengadilan sekalipun.

Menuju Dasar dari Kekeliruan

Menurut STPWM (dari perdebatan internal) tentang hal ini, Kekeliruan pertama yang menggiring kepada ide-ide pendukung lainnya yaitu: gagasan bahwa saham merupakan instrumen ekuitas yang mewakili kepemilikan dalam suatu perusahaan. Dan nilai saham dihubungkan dengan nilai perusahaan.

Boleh jadi kami salah, tapi nilai saham tidak memiliki legitimasi yang kuat, layaknya mata uang. Seperti halnya transaksi real estate yang memiliki legitimasi, karena nilai propertinya didukung oleh nilai fisik intrinsik dan properti itu sendiri berwujud nyata.

Nilai obligasi juga sah, karena ada entitas tertentu yang bertanggung jawab untuk membayar kembali nilai nominalnya. Tetapi saham tidak memiliki legitimasi, kerana tidak ada yang memilki kewajiban untuk membayar apapun kepada pemegang saham selain ketertarikan investor lainnya.

Satu saham ‘Jungle’ mungkin diperdagangkan seharga $ 900, misalnya. Tetapi ‘Jungle’ secara eksplisit menyatakan secara tertulis bahwa saham tersebut tidak memiliki hak suara terhadap industri yang sedang berjalan.  

Mereka tidak berbagi keuntungan bisnis dengan investor mereka di pasar saham dan ‘Jungle’ hanya berkewajiban untuk membayar pemegang saham senilai 0,001 untuk saham tersebut. Profesional keuangan pun tidak menjelaskan dengan detail terhadap instrumen kepemilikan, karena mereka mengabaikan satu sejarah. Sejarah apa?

Menarik Benang Merah Sejarah

Untuk mengenal lebih dekat terkait pasar saham, kita ‘anak muda’ di tuntut mengetahui sejarah itu sendiri. STPWM telusuri, sebelum tahun 1900-an saham membayar deviden. Jadi untuk 1 poin saham pun dinyatakan instrumen yang sah, karena ada perjanjian bagi hasil antara pemegang saham dan perusahaan. Begitulah cara kerja saham dan begitulah seharusnya saham bekerja.

Tetapi bukan itu cara kerja pasar saham sekarang. Berkembangnya jaman, berkembang pulalah sistem yang dibangun. Tapi beberapa negara memperkuat regulasi terkait pasar modal, untuk meningkatkan keyakinan investor. Saham gorengan pun bisa menjadi jalan untuk meraih keuntungan cepat.

Fundamental Yang Keliru

Kekeliruan kedua menurut sumber yang STPWM dapatkan, produk dari kekeliruan yang pertama adalah gagasan bahwa nilai aset suatu saham sama dengan uang tunai. Semisal, ketika orang melihat saham ‘Jungle’ yang di perdagangkan pada $ 900 tersebut, mereka berasumsi bahwa itu adalah dalam bentuk uang nyata.

Padahal, Nilai saham hanyalah sebuah ide. Ini hanya sebuah pemikiran. Sesuatu yang sepenuhnya imajiner. Itulah sebabnya harga bisa naik dan turun tajam pada momentum tertentu. Di sisi lain, uang adalah alat untuk perdagangan yang memang di rancang untuk melayani sebagai alat tukar dan melakukan transaksi barang atau jasa.

Keuntungan Sebab Akibat

Jika kita maksud adalah Uang dalam bentuk fisik dan elektronik, sebagian besar dibuat memang terbatas, dan tentu bisa kita lacak sebagai alat pembayaran yang sah di keluarkan dan di dukung oleh pemerintah.

Dalam pasar saham, investor tidak membeli saham demi memilikinya (memiliki saham tersebut). Mereka membeli saham karena ingin memperoleh keuntungan dari efek kenaikan harga. Yaitu efek dari meningkatnya performa perusahaan.

Dari data yang kami dapatkan: Per-September 2017 saja, New York Stock Exchange dan Nasdag, memiliki gabungan nilai lebih dari 30 triliun dollar. Namun hanya ada 1,6 triliun dollar uang yang sesungguhnya dalam sirkulasi diseluruh ekonomi AS.

Para investor yang memegang saham, tidak mempunyai uang nyata sebesar itu, yang mereka anggap sangat berharga. Harga bisa tinggi karena permintaan yang meningkat dari supply yang ada.

Asumsi Yang Dibuat Nyata

Mereka berasumsi bahwa pasar saham itu merupakan “positive –sum” bagi investor, dan sistem yang di bangun menghasilkan lebih banyak keuntungan. Inilah sebabnya perusahaan keuangan dapat memberi label terhadap layanan mereka sebagai bentuk investasi dan bukan dinamakan judi.

Lalu mengapa, anak yang masih berusia 18 tahun bisa membuka akun tranding online dan pada akhirnya kehilangan banyak uang. Asumsi positive-sum nyatanya tidak pernah terbukti.

Untuk menunjukan apakah pasar saham adalah “positive-sum”, yang harus kita lakukan adalah menjumlahkan semua transaksi keuangan yang telah dimenangkan dan yang hilang selama setahun dan lihat apakah itu menambah jumlah modal yang kita keluarkan.

Masalahnya adalah tidak ada yang tahu berapa banyak uang dari masyarakat yang telah lenyap. Tidak ada data base yang melacak kerugian kami. Dan tidak ada yang tahu berapa banyak investor menang atau kalah selama bertahun-tahun.

Alasan mengapa orang beranggapan bahwa pasar saham itu “Positive-Sum” adalah karena mereka percaya pada kekeliruan dan berfikir orang-orang pasti menghasilkan uang karena pasar saham berkembang menjadi 30 triliun dollar.

Investasi Bisa Menghasilkan Uang Tanpa Mengambil Keuntungan

Bentuk nyata dari situasi Positive-Sum, dengan mempertimbangkan kemenangan dan kerugian dari semua investor yang terlibat, termasuk investor terakhir yang membangun setara nilai tersebut, pada uang imajiner yang sebetulnya tidak ada.

Bukanlah hal baru, bahwa Gagasan tentang pasar saham merupakan perwujudan dari skema seperti skema ponzi. Yang menggelikan adalah gagasan ini sebagai buah dari pemikiran para profesional keuangan. Dan gagasan ini untuk membiayai profesional keuangan tersebut.

Mereka tidak dapat menjelaskan bagaimana investasi bisa menghasilkan uang tanpa mengambil keuntungan dari investor lain. Atau menjelaskan apapun tentang berapa banyak uang yang telah hilang dari industri keuangan atau investasi di pasar saham selama bertahun-tahun.

Menyusun Pembelaan

Tentu mereka akan membela. Cara khas seorang profesional keuangan membela tuduhan terkait faktor ponzi adalah dengan mengemukakan sekenario hipotesis, seperti: apa yang dapat atau mungkin dilakukan perusahaan di masa depan.

Berbicara tentang hipotesis apa pun bisa terjadi. Dunia hipotesis hanya di batasi oleh imajinasi dan acuannya adalah asumsi. Dan kadang kala Kejadian itu tidak bisa diprediksi dan mungkin tidak terjadi dalam praktiknya.

Skenario dimana investor saling memberi makan, sementara perusahaan yang mendasarinya menghasilkan keuntungan untuk mereka sendiri, bukanlah situasi hipotesis. Ini adalah apa yang terjadi dalam praktik selama ini. “Beli lepas atau jual lepas” dan kita hanya berurusan dengan perantara dari transaksi tersebut. Ini adalah skenario yang sangat nyata. Sesuatu yang dapat kita amati setiap hari.

Mengambil Satu Simpulan

Analisis kompleksitas dapat membantu kita memahami bagaimana positive-sum dapat terjadi di pasar saham. Dengan mempelajari interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi harga saham, kita dapat mengidentifikasi peluang untuk memperoleh keuntungan dari positive-sum.

Positive-sum bukan berarti bahwa semua investor akan selalu memperoleh keuntungan. Akan selalu ada fluktuasi harga saham, dan beberapa investor mungkin mengalami kerugian dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, positive-sum menunjukkan bahwa pasar saham memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor.

Memahami positive-sum dapat membantu investor mengembangkan strategi investasi yang lebih efektif. Dengan memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh positive-sum, investor dapat meningkatkan peluang mereka untuk mencapai tujuan keuangan mereka.

--- Save The People ---

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Decoy Product! Membongkar Rahasia Produk Mahal Yang Sengaja Dijual Agar Tidak Laku

Kenaikan Biaya Kuliah di Indonesia: Antara Kebutuhan dan Kemampuan

Air Mineral Kemasan Sungguh Menguntungkan. Siapa?