Parent Trust: Rahasia di Balik Hubungan Orang Tua dan Anak yang Harmonis


Membangun pondasi hubungan dengan anak yang kuat, bisa di katakan sebagai satu harta yang tak ternilai. Coba pernahkah kamu sebagai orang tua bertanya-tanya, “apa yang menjadi rahasia di balik hubungan orang tua dan anak yang harmonis, saling berbagi, dan saling memperhatikan?” Jawabannya terletak pada Parent Trust, atau kepercayaan orang tua.

Percaya bukan sembarang percaya, kepercayaan ini bagaikan “rantai perjanjian yang mengikat” ikatan satu sama lain, antara orang tua dan anak, menciptakan basis dalam membangun hubungan, untuk bisa saling menjaga, seperti: “Aku tak mau mengecewakanmu”.

Bayangkan sebuah keluarga di mana anak merasa aman untuk berbagi cerita, mimpi dan kemauan mereka akan hari esok seperti apa, dan keragu-raguan mereka tanpa merasa “takut dihakimi”.

Di pasar mana bisa kita beli?

Satu keadaan ketika orang tua mendengarkan dengan penuh perhatian dan menawarkan dukungan tanpa pamrih? Komunikasi mengalir bebas bagai udara pagi yang melegakan, terbuka, dan tanpa hambatan rasa curiga atau keraguan.


Kami Dekat Karena Kami Saling Percaya

Keajaiban inilah yang tercipta sebagai hasil ketika Parent Trust itu ada. Tentu saja mereka merasa di percaya, mereka merasa bebas untuk menjadi diri mereka sendiri. Mereka lebih terbuka untuk “aku mau tahu bagaimana caranya?”, berkembang, dan menghadapi tantangan hidup “kerasnya pergaulan” dengan penuh keyakinan.

Parent Trust bukan hanya tentang mengikuti aturan rumahan “Harus ini, harus itu, bantu Ibu, bantu Bapak”, atau patuh kepada orang tua. Ini adalah tentang mengalirkan satu ungkapan yang paling di tunggu si anak. “Kami percaya padamu”.

Percayalah ini bisa menciptakan rasa saling menghormati, pengertian, dan kasih sayang. Membuka pintu ruang paling nyaman di dalam keluarga di mana anak merasa di cintai dan di hargai dengan apa adanya. Bukan soal mainan bagus, makanan enak, tapi kesejukan memiliki keluarga.

 

Masalah Pun Timbul

Ketika kepercayaan antara orang tua dan anak terganggu, berbagai masalah pun dapat muncul seketika. Terganggu bukan karena masalah yang saat ini kamu pikirkan. Terganggu karena hal sepele, yaitu ucapan kamu yang mencabut kepercayaan itu sendiri.

Bagaimana sih kamu ini, begitu saja tidak bisa”, misalnya. Jahat yaa kita ini. Piring pecah satu, tapi mencela bagai babu. Mulut bodohmu itu tak bisa membawa kata “maaf” dari suara kecil anakmu karena mereka terlanjur takut.

Tentu saja si anak akan menangkap ketika kita “orangtua” mengucapkan kalimat tersebut, artinya “ooh berarti” secara tidak langsung “mereka tidak percaya bahwa aku bisa melakukan ini”.

Jika sudah begini, bagaimana anak bisa percaya akan dirinya sendiri, bahwa ia bisa melakukan sesuatu yang berguna. Tentu itu bisa berpengaruh pada aspek kehidupan anak, baik secara emosional, sosial, maupun perkembangannya. #SkakMat.

Stop! Jadi orang tua bodoh.



Mengapa Trust Penting?

Parent trust penting dalam membangun hubungan yang kuat dan sehat antara orang tua dan anak. Kepercayaan ini bagai lem yang merekatkan, memungkinkan komunikasi yang terbuka, kerjasama yang erat, dan rasa saling menghormati. Bukan tanpa alasan mengapa parent trust sangat penting:

 

1. Membangun Rasa Aman dan Nyaman

Rumahmu nyaman bagi si anak? Gak salah ini! Boro-boro kamu membuat anakmu merasa aman. Yang ada kamu lah ancaman terbesar bagi si anak. Tanganmu yang tak beretika, mulutmu yang menjijikkan, membuat anak ini bingung. Mereka hanya bisa diam, menangis, dan merasa ketakutan.

#Jangan Marah, Bagimu Surga.

Ketika anak merasa di percaya orang tuanya, mereka akan merasa aman dan nyaman untuk berbagi pikiran, perasaan, dan pengalaman mereka tanpa rasa takut di hakimi atau di hukum. Hal ini penting untuk membangun harga diri dan kepercayaan diri anak.

 

2. Komunikasi yang Terbuka dan Jujur

Karena kamu si orangtua yang menilai ketidaktahuan anak sebagai satu kebodohan, jangan harap bisa membuka komunikasi dengan baik. Mustahil mereka mau bercerita, mau jujur, dan lain sebagainya. Jangan anggap karena kamu yang membiayai pendidikan, memberi makan enak, tempat tinggal yang nyaman, bisa membuat anak dekat padamu.

Bukan itu.

Sejatinya kepercayaan itu memungkinkan komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak. Anak-anak yang “merasa dirinya di percaya” lebih cenderung untuk berbicara dengan orang tua mereka tentang masalah yang mereka hadapi, baik itu masalah kecil maupun besar. Orang tua dapat memberikan nasihat dan dukungan dengan lebih bijak.

 

3. Kerjasama dan Kolaborasi

Ketika anak merasa di percaya, mereka lebih bersedia untuk bekerja sama dengan orang tua mereka. “Ketawa ketiwi karena tingkahmu saat berkolaborasi” Membersihkan halaman bersama-sama, bermain bersama, dan banyak lagi lainnya. Hal ini dapat membantu menyelesaikan konflik, dan meningkatkan intensitas keterikatan.

 

4. Hubungan Emosional

Kepercayaan merupakan dasar dari hubungan emosional yang kuat antara orang tua dan anak. Anak-anak yang merasa dipercaya orang tuanya, akan merasa lebih dekat, terikat, mau mengerti, dan terhubung dengan mereka. Hal ini dapat meningkatkan rasa cinta, kasih sayang, dan dukungan dalam keluarga.

 

5. Menghadapi Tantangan

Anak-anak itu pada dasarnya tidak mengenal rasa takut. Kitalah ‘oranga tua’ yang membuat mereka takut. Anak-anak yang memiliki hubungan yang didasari kepercayaan dengan orang tua mereka, lebih mampu menghadapi tantangan hidup. Mereka memiliki rasa aman dan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi kesulitan dan mencapai kesuksesan.

 

6. Perilaku Positif

Tidak ada perilaku positif atau negatif pada anak. Bagai kertas kosong, kita yang mencoreti perilaku mereka. Kita yang membentuk mereka. Mereka hanya maju kedepan, “jika jatuh mereka berdiri, jika salah mereka perbaiki, jika sakit mereka menagis”.

Anak-anak yang merasa mendapatkan kepercayaan dari kamu sebagai orang tua mereka, lebih cenderung untuk berperilaku positif. Mereka lebih mungkin untuk mengikuti aturan, menghormati orang lain, dan membuat keputusan yang bertanggung jawab sesuai dengan kadarnya.



Ketika Trust Itu Diberikan Kepadanya

Membangun ‘parent trust’ membutuhkan waktu, usaha, dan komitmen dari kedua belah pihak. Tapi setidaknya luangkan waktu berkualitas bersama anak. Dengarkan mereka dengan penuh perhatian “jangan di anggap sepele”, dan bersikaplah terbuka dan jujur dengan anak.

Tepati janji yang kamu buat pada anak waktu itu, “Jangan pura-pura lupa”. Hormati pendapat dan perasaan mereka, dan minta maaflah ketika kamu membuat kesalahan. Orang tua kan juga bisa salah. Jangan malu dong.

Hadiahkan anakmu beberapa tanggung jawab yang sesuai dengan takaran usia mereka. Karena ini merupakan wujud dari dukungan kita dalam mengejar minat dan bakat mereka. Gali terus potensi yang bisa di kembangkan sebagai satu keterampilan.

Dengan membangun parent trust, hal baik bisa terjadi di masa depan. Siapa tahu dialah orangnya, orang yang bisa memimpin bangsa ini untuk lebih maju di kemudian hari. Jalinlah ikatan yang kuat dan sehat dengan anakmu agar bermanfaat bagi mereka selama sisa hidup kita sebagai orang tua.


----------Save The People ---------------- 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Decoy Product! Membongkar Rahasia Produk Mahal Yang Sengaja Dijual Agar Tidak Laku

Kenaikan Biaya Kuliah di Indonesia: Antara Kebutuhan dan Kemampuan

Air Mineral Kemasan Sungguh Menguntungkan. Siapa?