Resourceful living, mengubah kebiasaan dan pola pikir untuk menciptakan kehidupan yang tidak sia-sia


Resourceful living, bukan hanya tentang menghemat uang atau mengurangi limbah. Ini adalah tentang mengubah kebiasaan dan pola pikir untuk menciptakan kehidupan yang tidak sia-sia, berdikari, menciptakan perubahan, dan berkelanjutan. Juga tentang menghargai apa yang kita miliki dan menggunakannya dengan bijak. Kita lakukan demi “Meninggalkan jejak noda lebih sedikit di planet yang kita tumpangi ini”.


Resourceful Living artinya Kehidupan yang mampu menghadapi situasi dengan banyak akal atau berbagai cara.

Bukan kelakar anak muda, disini bagian dari menemukan solusi kreatif untuk masalah sehari-hari, memanfaatkan sumber daya yang ada “dengan lebih baik”, dan mengurangi ketergantungan kita pada barang-barang atau layanan jasa dari pihak luar. Ini bisa dikatakan sebagai gerakan perubahan dalam kemalasan dan kebiasaan kita untuk menghasilkan dampak yang lebih luas.

Misalnya, dengan membawa botol air minum sendiri, kita dapat menghemat uang dan mengurangi sampah plastik. Atau dengan memasak di rumah daripada makan di luar, kita dapat menghemat dan menyusun menu makan makanan yang lebih sehat. Apalagi jika belajar memperbaiki pakaian atau elektronik yang rusak, kita dapat lebih terampil dan mengurangi limbah elektronik.

Ini semua demi kamu,

 

Menciptakan Perubahan Dengan Resourceful Living

Resourceful living bukan hanya tentang perubahan gaya gayaan kamu, ini agar kamu tidak ditipu oleh gempuran produk luar. Tentang membangun komunitas berotak dan gerakan yang lebih luas untuk mendorong perubahan yang tidak mubazir. Tentu belum tertinggal jauh, kita bisa melakukan beberapa hal sesuai dengan prinsip-prinsip resourceful living, seperti:


1. Zero Waste

Ini gerakan harus kita pertahankan. Gerakan yang fokus pada pengurangan sampah dan limbah seminimal mungkin. Hal yang dapat kita lakukan dengan cara-cara, seperti: menghindari penggunaan plastik sekali pakai, membeli produk lokal dan musiman, memperbaiki dan menggunakan kembali barang-barang yang sudah ada, membuat “pupuk kompos” sisa makanan, dan mendaur ulang sampah yang tidak dapat dihindari.


2. DIY (Do It Yourself)

Gerakan ini mendorong orang untuk membuat barang-barang mereka sendiri daripada membelinya. Hal ini dapat melatih otak kreatif, mengurangi latahnya kita karena ketergantungan akan konsumsi barang, dan meningkatkan kreativitas. Termasuk untuk urusan-urusan: membuat pakaian, perhiasan, atau dekorasi rumah, memasak makanan sendiri, memperbaiki barang elektronik atau furnitur, dan menanam kebun sayur atau buah.


3. Minimalis

Gerakan ini fokus pada hidup dengan hanya barang-barang yang benar-benar di butuhkan dan digunakan. Cukup membantu? Tentu iya. Pastinya dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan fokus, dan membebaskan waktu dan ruang untuk hal-hal yang lebih penting.

Satu gerakan baik ketika kita bisa: menyumbangkan atau menjual barang-barang yang tidak lagi di gunakan, membeli barang-barang berkualitas tinggi yang tahan lama, meminjam atau menyewa barang daripada membelinya, dan mengurangi konsumsi media dan hiburan.


4. Ekonomi Berbagi

Gerakan ini fokus pada berbagi sumber daya dan layanan daripada memilikinya secara individu. Hal ini dapat menghemat uang, membangun komunitas, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Gerakan ekonomi berbagi termasuk juga ketika kita berbagi tumpangan atau menggunakan transportasi umum, menyewakan kamar atau rumah, berbagi alat dan peralatan, dan menawarkan jasa keterampilan atau bakat.


5. Permakultur

Gerakan ini fokus pada desain sistem yang meniru alam untuk menciptakan ketahanan, efisiensi, dan produksi yang berkelanjutan. Prinsip-prinsip permakultur dapat diterapkan pada berbagai bidang, lho. Gerakan baik pada bidang-bidang, seperti: pertanian, lansekap, pembangunan, ekonomi, dan pendidikan.


6. Makanan Lokal

Gerakan ini fokus pada konsumsi makanan yang ditanam dan diproduksi secara lokal. Hal ini dapat mendukung petani lokal, mengurangi jejak karbon makanan, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Gerakan makanan lokal dilakukan dengan berbelanja di pasar petani, bergabung dengan koperasi makanan, memasak dengan bahan-bahan musiman, dan menanam kebun sayur atau buah sendiri.


7. Slow Living

Gerakan ini fokus pada memperlambat kehidupan dan menikmati momen saat ini. Hal ini dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan kesadaran, dan menghargai hal-hal sederhana dalam hidup.

Kamu bisa saja melakukan slow living dengan beberapa kegiatan, seperti: melakukan mindfulness dan meditasi, menghabiskan waktu di alam, memasak dan makan dengan perlahan, membaca buku dan mendengarkan musik, dan melakukan hobi dan kegiatan kreatif.


8. Ekonomi Kreatif

Gerakan ini fokus pada mendorong kreativitas dan inovasi untuk menciptakan peluang ekonomi baru. Hal ini dapat membantu meningkatkan taraf hidup, memperkuat komunitas, dan melindungi lingkungan.

Saat ini tentu sudah banyak yang dilakukan dalam upaya membangun ekonomi kreatif, termasuk: mendukung seniman dan pengrajin lokal, berinvestasi dalam bisnis kecil, berpartisipasi dalam program inkubasi dan akselerasi, dan mempelajari keterampilan baru dan mengembangkan ide-ide kreatif.


9. Keadilan Sosial dan Lingkungan

Gerakan ini fokus pada memperjuangkan keadilan sosial dan lingkungan. Hal ini dapat mencakup berbagai isu, seperti: hak asasi manusia, keadilan ekonomi, perlindungan lingkungan keberlanjutan, dan perubahan iklim.


10. Pendidikan Alternatif

Gerakan ini fokus pada menyediakan pendidikan yang lebih kreatif, holistik, dan berpusat pada siswa. Hal ini dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang di butuhkan untuk menjadi pemimpin yang inovatif dan berkelanjutan di masa depan.

 

Ketika Resourceful Living Menjadi Kebiasaan Yang Bermanfaat

Bayangkan sebuah dunia di mana kita hidup selaras dengan alam, tanpa adanya ketergantungan sumber daya atau menghasilkan sampah berlebihan, tentu lebih baik bukan? Inilah esensi hidup Resourceful, sebuah filosofi yang mengajak kita untuk lebih sadar dalam menggunakan sumber daya alam dan menghindari gaya hidup boros.

Resourceful Living adalah tentang kebiasaan dan pola pikir.

Kita di dorong untuk menggunakan air, energi, dan bahan bakar secukupnya, tanpa menghamburkan atau membuangnya sia-sia. Hal ini bukan hanya bermanfaat bagi efesiensi, tetapi juga bagi kelestarian lingkungan.

Kita dapat mengurangi konsumsi sumber daya alam yang terbatas. Menghemat air dengan mandi lebih singkat, mematikan keran saat tidak di gunakan, dan menampung air hujan. Kamu menghemat energi dengan mematikan lampu dan peralatan elektronik saat tidak di gunakan, serta beralih ke produk hemat energi. Kita juga dapat mengurangi penggunaan bahan bakar dengan menggunakan transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki.

Tidak hanya berhenti di situ saja, kebiasaan ini membantu mengurangi sampah dan polusi, menjaga kelestarian alam, dan meminimalisir dampak perubahan iklim. Jadikan Resourceful Living sebagai gaya hidup. Bergabunglah dengan kami komunitas Resourceful Living, dan rasakan manfaatnya bagi kamu, lingkungan, dan masa depan.

 

Menjadi Saran Yang Baik

Alih-alih terburu-buru membeli barang baru saat menemui kendala, coba asah kreativitas untuk mencari solusi inovatif. Manfaatkan kembali barang-barang yang sudah ada, ubah fungsinya, atau daur ulang menjadi sesuatu yang baru.

Bersama-sama, kita ciptakan komunitas yang saling menginspirasi dalam mengurangi dampak negatif terhadap Bumi. Untuk setiap langkah kecil, sekecil apapun, itu bermakna. Mulai ubah kebiasaan dan perbaiki itu dengan tanganmu.

Miskin itu berbeda dengan Resourceful, karena miskin itu kondisi hidup. Sedangkan Resourceful adalah gaya hidup. Dengarkan kami, perbaiki apa yang rusak, cukupkan apa yang tidak terlalu penting.

----------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Decoy Product! Membongkar Rahasia Produk Mahal Yang Sengaja Dijual Agar Tidak Laku

Kenaikan Biaya Kuliah di Indonesia: Antara Kebutuhan dan Kemampuan

Air Mineral Kemasan Sungguh Menguntungkan. Siapa?